Minggu, 17 Mei 2009

MENCANGKOK TANAMAN



Mencangkok adalah pengembangbiakan tanaman dengan mengambil dari dahan induk dimana sifat tanaman sama persis dengan induknya dan pohon tersebut tidak mempunyai akar tunggang.

Tanaman yang bisa dicangkok adalah tanaman yang berkayu keras atau berkambium seperti : Rambutan ,Mangga ,Jeruk dan banyak jenis lainnya.





Sebelum mencangkok kita memerlukan alat sebagai berikut

1. Pisau

2. Tali plastik atau bisa karet ban

3. Sabut kelapa atau plastik kresek

4. Kantong plastik , botol air mineral atau apa saja wadah yg bisa menampung air

5. Tangga jika cabang terlalu tinggi.

6.Tanah yang subur : pupuk kandang,kompos dll





LANGKAH- LANGKAH MENCANGKOK
1. Induk tanaman harus dari jenis unggul .

2. Cabang yang diambil harus lurus

3. Kikislah dahan tersebut menggunakan pisau sepanjang 10 cm

4. Kerok lendir /getah sampai bersih.

5. Ambil sabut kelapa atau plastik ikat bagian bawah dulu.

6. Masukkan tanah yang sudah disiapkan secukupnya.

7. Ikat bagian atas sabut atau plastik tadi.

8. Buatlah lobang-lobang untuk pembuangan air jika menggunakan plastik.

9. Sebaiknya gunakan kantong plastik atau botol dan dilobangi dibawahnya yang berfungsi

seperti infus buatan agar tanah selalu basah.



Canggkokan biasanya berakar sekitar 4-6 minggu dengan ditandai akar kelihatan diplastik,jika akar telah banyak keluar,potong dahan tersebut sebaiknya menggunakan gergaji halus agar tanaman tidak stres jika cangkokan tidak berhasil maka anda harus belajar lagi pada yang lebih ahli





Selamat mencoba.

Kamis, 30 April 2009

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

Kelapa Sawit (Elaesis guinensis jacg )adalah salah satu dari beberapa palma yang menghasilkan minyak untuk tujuan komersil.

Syarat-syarat tumbuh :
-Curah hujanminimum 1000-1500 mm/tahun,terbagi merata sepanjang tahun.
-Suhu udarasekitar 26 'c
-Kelembaban rata -rata 75 %
-Dapat tumbuh pada bermacam -macam tanah,asalkan gembur ,tidak mempunyai lapisan pe
das.
-ph tanah antara 5,5-7,0

PEMBIBITAN

a.Pengecambahan biji
- Biji dipanaskan dalamgerminator selama 60 hari dengan suhu tetap 39'c dan kadar
air 18 %
- Kemudian biji direndam dalam air mengalir selama 6 hari sehingga kadar air naik
menjadi 24 %
- Selanjutnya biji dikeringkan selama 3 jam dalam ruangan yang teduh.
-Biji dimasukan dalam kantong plastik ukuran 38 x 39 cm sebanyak 500 biji kemudian
ditutup rapat
-Setelah 10-14 hari ,biji mulai berkecambah
-Biji yang belum berkecambah pada umur 30 hari sebaiknya dibuang saja
-Kecambah yang tumbuh normal dan sehat,warnanya kekuning-kuningan tumbuh lurus
serta bakal daun dan bakal akar berlawanan arah
b. Persemaian dan Pembibitan
- Kecambah dipindahkan ke polibek ukuran 14 x 22 cm dengan tebal 0,08 mm
- Isilah polibag dengan tanah lapisan atas yang dibersihkan dari kotoran dan
dihancurkan sebelumnya
- Lakukan penyiraman polybek sebelum penanaman kecambah dan lanjutkan pada setiap
pagi dan sore setelah penanaman
- Buatlah lobang tanah sedalam 3 cm
- Buatlah naungan persemaian setinggi 2,5 m
- Setelah bibit berumur 3 bulan dipindahkan kedalam polybag yang besar dengan uku-
ran 40 x 50 cm tebal 0,2 mm.

PERSIAPAN LAHAN

- Lahan diolah sebaik mungkin ,dibersihkan dari semak-semak dan rumput-rumput liar
- Buatlah lobang tanam dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm atau 60 x 60 x 60 cm,
2 minggu sebelum tanam dengan jarak 9x9x9 M membentuk segitiga sama sisi
- Tanah galian bagian atas dicampur dengan pupuk fosfat sebanyak 1 kg/lobang
- Lobang tanam ditutup kembali dan jangan dipadatkan

PENANAMAN

- Masukan bibit kedalam lobang dengan hati-hati dan kantong plastik dibuka.
- Lobang ditimbun dengan tanah,tidak boleh diinjak agar tidak terjadi kerusakan
- Bibit yang tingginya lebih dari 150 cm ,daunnya dipotong untuk mengurangi
penguapan
- Penanaman sebaiknya dilakukan pada musim penghujan

PEMELIHARAAN TANAMAN

- Lakukan penyulaman untuk mengganti tanaman yang mati dengan tanaman baru yang
seumur dengan tanaman yang mati
- Cadangan bibit untuk menyulaman terus dipelihara sampai dengan umur 3 tahun dan
selalu dipindahkan ke kantong plastik yang lebih besar.
- Penyiangan gulma dilakukan 1bulan sekali.
- Lakukan perawatan dan perbaikan parit drainase
- Anjuran Pemupukan tanaman belum menghasilkan (TBM)
- Sedangkan pemupukan tanaman menghasilkan (TM),kebutuhan pupuk berkisar antara
400 - 1000 kg N,P,K Mg,Bo per Ha/tahun.
- Lakukan pemupukan 2 kali dalam satu tahun,pada awal dan akhir musim penghujan
dengan cara menyebar merata disekitar piringan tanaman
- Hama-hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit adalah ulat kantong:Metis-
saplama, mahasena Coubessi dan ulat api,Thosea asigna,setora nitens,dasna trina
Sedangkan penyakit busuk tandan Marasmius sp.
Hama ulat kantong dikendalikan dengan insektisida yang mengandung bahan aktif
metamidofos 200/liter, atau 600g/liter,hama ulat api dengan insektisida yang me-
ngandung bahan aktif permetrin 20 g/liter dan monokrotofos 600 g/liter
- Potonglah daun yang sudah tua,agar penyebaran cahaya matahari lebih merata,memp-
ermudah penyerbukan alami,memudahkan panen dan mengurangi penguapan.

PANEN

- Telah dapat menghasilkan pada umur 30 bulan setelah tanam
- Jumlah pohon yang dapat dipanen perhektare sebanyak 60 %
- Dipilih tandan yang buahnya sudah masak dengan tanda adanya sejumlah buah merah
yang jatuh (brondol )
- Cara panen dengan memotong tandan buah

TABEL PEMUPUKAN TANAMAN BELUM MENGHASILKAN

UMUR N P K Mg Bo
Lubang - 0,50
tanaman

1 0,10 - - - -
3 0,25 - 0,15 0,15 -
5 0,25 - 0,15 0,15 -
8 0,25 0,50 0,25 0,25 0,02
12 0,28 - 0,25 0,15 -
16 0,50 0,50 0,50 0,15 0,02
20 0,50 - 0,50 0,25 -
24 0,50 - 0,50 0,25 0,05
28 0,75 1,00 1,00 0,25 -
32 0,45 - 0,75 0,25 -



Sumber : Dinas Perkebunan Dati 1 Propinsi Irianjaya

Rabu, 29 April 2009

BUDIDAYA TANAMAN KAKAO

HAMA/PENYAKIT UTAMA PADA TANAMAN KAKAO DAN TEKNIK PENGENDALIAN

Usaha pengembangan kakao di Indonesia sering mengalami berbagai hambatan terutama oleh hama dan penyakit. Salah satu kendala utamanya adalah adanya beberapa jenis hama /penyakit yang sering menyerang tanaman kakao. Jenis hama/penyakit yang sering menyerang tanaman kakao di Lampung antara lain:
(a) hama penggerek buah kakao;
(b) kepik penghisap buah kakao, Helopeltis antonii Sign; dan
(c) penyakit busuk buah, Phytophthora palmivora.GEJALA SERANGANa.

Penggerek buah kakao (PBK) Conopomorpha cramerellaBuah kakao yang diserang berukuran panjang 8 cm, dengan gejala masak awal, yaitu belang kuning hijau atau kuning jingga dan terdapat lubang gerekan bekas keluar larva. Pada saat buah dibelah biji-biji saling melekat dan berwarna kehitaman, biji tidak berkembang dan ukurannya menjadi lebih kecil. Selain itu buah jika digoyang tidak berbunyi.b. Kepik penghisap buah (Helopeltis spp)Buah kakao yang terserang tampak bercak-bercak cekung berwarna coklat kehitaman dengan ukuran bercak relatif kecil (2-3 mm) dan letaknya cenderung di ujung buah. Serangan pada buah muda menyebabkan buah kering dan mati, tetapi jika buah tumbuh terus, permukaan kulit buah retak dan terjadi perubahan bentuk. Bila serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan daun layu, gugur kemudian ranting layu mengering dan meranggas.
c. Penyakit busuk buah (Phytophthora palmivora) Buah kakao yang terserang berbercak coklat kehitaman, biasanya dimulai dari ujung atau pangkal buah. Penyakit ini disebarkan melalui sporangium yang terbawa atau terpercik air hujan, dan biasanya penyakit ini berkembang dengan cepat pada kebun yang mempunyai curah hujan tinggi dengan kondisi lembab.METODE PENGENDALIANUsaha pengendalian hama/penyakit tersebut terutama dilakukan dengan sistem PHT (pengendalian hama terpadu).• Hama penggerek buah.Pengendaliannya dilakukan dengan :
(1) karantina; yaitu dengan mencegah masuknya bahan tanaman kakao dari daerah terserang PBK;
2) pemangkasan bentuk dengan membatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 4m sehingga memudahkan saat pengendalian dan panen;
(3) mengatur cara panen, yaitu dengan melakukan panen sesering mungkin (7 hari sekali) lalu buah dimasukkan dalam karung sedangkan kulit buah dan sisa-sisa panen dibenam;
(4) penyelubungan buah (kondomisasi), caranya dengan mengguna-kan kantong plastik dan cara ini dapat menekan serangan 95-100 %. Selain itu sistem ini dapat juga mencegah serangan hama helopeltis dan tikus.;
(5) cara kimiawi: dengan Deltametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Buldok 25 EC dengan volume semprot 250 l/ha dan frekuensi 10 hari sekali.• Hama helopeltisPengendalian yang efektif dan efisien sampai saat ini dengan insektisida pada areal yang terbatas yaitu bila serangan helopeltis <15>15% penyemprot-an dilakukan secara menyeluruh. Selain itu hama helopeltis juga dapat dikendalikan secara biologis, menggunakan semut hitam. Sarang semut dibuat dari daun kakao kering atau daun kelapa diletakkan di atas jorket dan diolesi gula.• Penyakit busuk buah.Dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu:
(1) sanitasi kebun, dengan memetik semua buah busuk lalu membenamnya dalam tanah sedalam 30 cm;
(2) kultur teknis, yaitu dengan pengaturan pohon pelindung dan lakukan pemangkasan pada tanaman-nya sehingga kelembaban di dalam kebun akan turun;
(3) cara kimia, yaitu menyemprot buah dengan fungisida seperti :Sandoz, cupravit Cobox, dll. Penyemprotan dilakukan dengan frekuensi 2 minggu sekali;
(4) penggunaan klon tahan hama/penyakit seperti: klon DRC 16, Sca 6,ICS 6 dan hibrida DR1.

DESKRIPSI KLON KAKAO UNGGUL

Salah satu penyebab rendahnya produktivitas kakao Indonesia adalah masih belum digunakanya bahan tanam unggul yang sesuai kondisi lingkungan setempat. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas kakao adalah dengan perbaikan bahan tanam. Untuk menyusun komposisi klon kakao yang sesuai untuk setiap kondisi lingkungan, disini dijelaskan tentang sifat-sifat klon kakao unggul, yang dapat dibudidayakan atau dikembangkan di suatu daerah, seperti klon dibawah ini.Klon ICS 13Habitus tanaman besarDaya hasil 1.852 kg/haBerat biji kering 1.03 g/bijiWarna flush merah tuaBentuk daun panjang membulatUjung daun meruncingPangkal daun tumpulBentuk buah bulat memanjangPangkal buah tumpul tanpa leher botolKulit buah agak kasarAlur buah tegasUjung buah meruncingWarna buah muda merah kecoklatanWarna buah masak merah jinggaKlon ICS 60Habitus tanaman besarDaya hasil 1.500 kg/haBerat biji kering 1.67 g/bijiWarna flush merah kekuninganBentuk daun panjang meruncingUjung daun meruncingPangkal daun tumpulBentuk buah bulat memanjangPangkal buah tumpul dengan leher botolKulit buah kasarAlur buah tegasUjung buah meruncingWarna buah muda hijau mudaWarna buah masak kuningHIBRIDAHabitus tanaman besarDaya hasil 2 ton/haBerat biji kering 1 g/bijiWarna flush merah mudaBentuk daun panjang membulatUjung daun meruncingPangkal daun tumpulBentuk buah bulat memanjangPangkal buah tumpul dengan leher botolKulit buah kasarAlur buah dalamUjung buah meruncingWarna buah muda hijau mudaWarna buah masak kuningRCC 70Habitus tanaman sedangHasil persilangan THS 858 x ICS 60Bersifat kompatibel sendiriDaya hasil 2.287 kg/haBerat biji kering 1.18 g/bijiWarna flush merahTahan hama Helopeltis spp.Bentuk buah agak bulat, kulit buah agak halusPangkal buah tumpul dengan leher botolUjung buah meruncingAlur kurang tegasWarna buah muda cerah, buah masak merah jinggaRCC 73Habitus tanaman sedangHasil persilangan Pa x UF 11Bersifat inkompatibel sendiriDaya hasil 2.439 kg/haBerat biji kering 1.16 g/bijiAgak toleran penyakit busuk buahWarna flush kuning kemerahanBentuk buah agak panjang, kulit buah agak halusPangkal buah agak tumpul dengan leher botol sangat jelasUjung buah meruncingAlur kurang tegasWarna buah muda hijau